Dampak Corona, Warga Miskin di Jabar akan Dapat Bantuan Uang dan Sembako

 Dampak Corona, Warga Miskin di Jabar akan Dapat Bantuan Uang dan Sembako

Pemerintah Provinsi Jawa Barat segera menyiapkan anggaran bantuan ekonomi untuk satu juta masyarakat terdampak pandemi corona (Covid-19) dengan total sebesar Rp 5 triliun. Di luar itu, akan menganggarkan Rp 13 triliun untuk program padat

Pemerintah Provinsi Jawa Barat segera menyiapkan anggaran bantuan ekonomi untuk satu juta masyarakat terdampak pandemi corona (Covid-19) dengan total sebesar Rp 5 triliun. Di luar itu, akan menganggarkan Rp 13 triliun untuk program padat karya sebagai langkah antisipasi menekan pengangguran.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan angka itu merupakan hasil rapat bersama DPRD Jawa Barat. Berdasarkan kajian akademisi dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Barat, ada satu juta masyarakat dari kalangan menengah bawah yang terganggu ekonominya akibat pandemi corona.

"Minggu depan kita akan menyalurkan bantuan keuangan kepada warga Jabar yang terdampak oleh Covid-19. Kita bagi dua. Yang sudah menerima kartu sembako dari pemerintah pusat itu akan menjadi domain pemerintah pusat," kata dia di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (26/3).

"Yang akan kita fokuskan oleh pemerintah Jabar adalah mereka yang rawan miskin baru atau misbar. Yang tadinya normal hidupnya tiba-tiba tidak berpenghasilan dalam kondisi ini," ia melanjutkan.

Loading...

Besaran bantuan untuk setiap satu orang adalah Rp 500 ribu, sepertiganya berbentuk uang tunai dan dua pertiganya berbentuk sembako atau semua yang berhubungan dengan pangan. Setiap pemerintah daerah diminta untuk melakukan pola yang sama sehingga besaran bantuan bisa terasa lebih signifikan.

Anggaran tersebut didapatkan dari pergeseran anggaran sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo. Yakni dari penghematan perjalanan dinas dan menggeser peruntukan dana desa, anggaran proyek yang tidak signifikan atau tidak berhubungan langsung dengan rakyat.

"(Program bantuan) sudah ada rencananya sesuai dengan program dari tahun ke tahun. Tapi yang betul-betul baru (terdampak ekonomi) karena Covid ini kurang lebih sekitar 1 juta orang maka konsekuensinya ada sekitar Rp 5 triliun lebih. Nah itu kesepakatannya jadi angkanya kurang lebih Rp 500 ribu sepertiganya untuk cash dan sisanya untuk sembako dan barang," imbuhnya.

Pada tahap kedua, ia akan menyiapkan sekitar Rp 13 triliun untuk program padat karya. Tujuannya, warga yang tiba-tiba menganggur di masa tanggap darurat pandemi corona akan dipekerjakan di proyek pemerintah.

"Warga yang tiba-tiba menjadi pengangguran setelah tanggap darurat akan dipekerjakan di proyek pemerintah dengan nilai proyek kurang lebih sekitar Rp 13 triliun. Saya juga akan membuat kebijakan semua proyek swasta, sekarang investor masuk itu kita akan wajibkan juga dengan pola padat karya," imbuhnya.

Meski demikian, proses distribusinya masih belum selesai. Dia akan menggelar rapat dengan target bisa mendapatkan mekanisme pemberian bantuan dalam pekan ini.

"Jadi hari ini baru kesepakatan dari sisi anggaran. Terus satu hari ini akan mencari di mana angka triliun-triliun itu dan teknisnya akan dibahas sehingga Minggu depan sudah jelas teknis pembagiannya," ucap dia.

"Kurang lebih (akan memakan waktu) selama dua bulan minimal dan maksimal selama empat bulan (pembagian bantuan). Tapi nanti kalau terjadi lagi dinamika maka kita buat kesepakatan lagi. Tapi sementara jaringan pengamanan sosialnya untuk emergency untuk dua bulan dan diharapkan tren turun masuk ke tahap dua ke padat karya tapi kalau ternyata dua bulan tidak cukup, kita perpanjang menjadi empat bulan," pungkasnya.

Artikel Asli
Sumber: Merdeka.com

Loading...